Banner_Header

Camat Gunung Kidul: Budaya Rasulan dan Sedekah Laut, Penyimpangan Harus Diluruskan


KabarDuniaIslam - Seni dan budaya yang ada di Kecamatan Tanjungsari menjadi sebuah kewajiban dari pemerintah dan seluruh masyarakat setempat untuk terus mengembangkan dan melestarikannya. Sebab pada dasarnya seni ketoprak, jathilan, reog, dan budaya rasulan, sedekah laut, gumbregan, serta seni budaya lain yang ada merupakan asset bersama.

Meskipun demikian, ada beberapa budaya yang adi luhung dan mengandung nilai etika, estetika, guyub rukun, rasa hormat, gotong royong, tolong menolong yang perlu diluruskan tata caranya sehingga menjadi lebih sempurna. Camat Tanjungsari, Sukis Heriyanto mengakui ada pelaksanaan budaya warga masyarakat yang menyimpang dari tuntunan agama.

Camat Gunung Kidul: Budaya Rasulan dan Sedekah Laut, Penyimpangan Harus Diluruskan
Camat Gunung Kidul: Budaya Rasulan dan Sedekah Laut, Penyimpangan Harus Diluruskan

Yang baik kita uri- uri dan yang menyimpang dari agama perlu segera dihindari. Budaya di sini yang menyimpang dari agama itu ada dan sudah mendarah daging, hal ini perlu diluruskan secara perlahan-lahan hingga akhirnya bisa lepas satu-persatu,” papar dia, Senin (12/06/2017).

Penyimpangan budaya yang ada karena unsur syirik dan musyrik ada di dalamnya. Dia mencontohkan, semua bulan dan hari itu sama baiknya sehingga tidak perlu pada acara rasulan harus pada bulan dan hari tertentu. Berkat atau sesaji yang diberikan kepada sumber mata air, batu keramat, resan, kuburan itu semua mestinya juga tidak boleh.

Sedekah laut juga budaya yang perlu dibetulkan karena di sedekah laut ada penyembelihan kerbau, lalu kepalanya dilempar ke laut, itu harus diluruskan,”imbuh dia.

Selaku orang yang dituakan, Camat Tanjungsari mempunyai tanggungjawab meluruskan hal-hal yang menyimpang dari agama. Menurut dia, seorang pemimpin tidak hanya melaksanakan aturan regulasi pemerintah, tetapi bagaimana amanah di dalam ibadah, menegakkan syiar, dakwah, dan agama juga harus dilakukan.

”Saya keras kalau ada kaitannya dengan syrik musyrik. Banyak kritikan tetapi saya terima kasih. Hal ini harus diluruskan, sebagai pemimpin apa ya akan membiarkan warga masyarakatnya menyimpang padahal saya tahu,” ungkapnya.

Dalam rangka meluruskan tata cara budaya yang menyimpang, Sukis Heriyanto giat menyampaikan hal itu dalam forum-forum pengajian, safari tarawih, pengajian khusus aparat, dan pertemuan Muspika. Penolakan terhadap langkah dan sikapnya selama ini belum ada karena selama ini upaya meluruskan penyimpangan agama tersebut disampaikan dengan metode persuasif komunikatif sehingga tidak menimbulkan gejolak.

Kalau dalam pelaksanaan budaya rasulan ada penyimpangan, saya tidak ikut. Intinya bagaimana memurnikan ketauhidan yang harusnya hanya kepada Allah,” pungkas dia.

Sumber : Sorot Gunungkidul

0 Response to "Camat Gunung Kidul: Budaya Rasulan dan Sedekah Laut, Penyimpangan Harus Diluruskan"

Posting Komentar

error: Content is protected !!
Close (x)